Top! Kredit Maybank Indonesia Tumbuh 14% di Kuartal I 2024
Thursday, May 02, 2024       18:02 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) ( BNII ) berhasil menyalurkan total kredit sebesar Rp 122,28 triliun di kuartal I-2024. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 14,0% jika dibandingkan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 107,22 triliun.
Pjs. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan, pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh seluruh segmen, korporasi, ritel, dan juga non-ritel.
"Pada kuartal pertama 2024, kami mampu membukukan pertumbuhan kredit sebesar 14,0% di seluruh segmen di tengah momentum pertumbuhan yang membaik," ujarnya, Kamis, (2/1/2024).
Ia menuturkan, pada 2024, Maybank Indonesia melanjutkan penerapan Strategic Programmes (SP) 7 'Uplift Indonesia' yang terintegrasi dengan strategi M25+ dari Maybank Group, khususnya pengembangan portofolio pembiayaan yang berpotensi dikembangkan lebih jauh atau 'super growth'.
Super growth itu meliputi, peningkatan kredit Global Banking, khususnya segmen Large Local Corporation (LLC), kredit non-ritel Usaha Kecil Menengah/Small Medium Enterprise yaitu SME+ dan RSME , serta kredit ritel otomotif. Strategi SP7 juga mencakup inisiatif-inisiatif yang bertumpu pada peningkatan, di antaranya, optimalisasi operasional Bank, digitalisasi segmen SME, inisiatif 'One Maybank go to Market' dan Shariah Wealth offerings, untuk menjadi pembeda, serta mendorong pertumbuhan pada segmen yang berpotensi untuk berkembang lebih jauh.
Penerapan strategi tersebut lanjutnya telah mulai membuahkan hasil sebagaimana tercermin pada laporan kuartal pertama 2024. Kredit Global Banking tumbuh 18,2% menjadi Rp 46,42 triliun dari Rp 39,29 triliun, didukung oleh pertumbuhan kredit LLC sebesar 5,3% menjadi Rp 9,82 triliun dari Rp 9,33 triliun dan kredit Financial Institution Group (FIG) tumbuh 86,8% menjadi Rp 16,50 triliun dari Rp 8,83 triliun.
Sementara kredit ritel dan non-ritel yang dikelompokan sebagai Community Financial Services (CFS) tumbuh 11,7% menjadi Rp75,86 triliun dari Rp67,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Demikian juga, portofolio kredit segmen Usaha Kecil Menengah/Small Medium Enterprises yang menguat, diiringi meningkatnya jumlah debitur dari berbagai wilayah di Indonesia. Kredit CFS Non-retail tumbuh 14,6% menjadi Rp 31,90 triliun dari Rp 27,83 triliun ditopang oleh kredit komersial Business Banking yang tumbuh 19,8% menjadi Rp 12,03 triliun dari Rp10,04 triliun, dan kredit RSME yang tumbuh 12,9% menjadi Rp 14,37 triliun dari Rp 12,72 triliun, serta kredit SME+ yang tumbuh 8,9% menjadi Rp 5,49 triliun dari Rp 5,05 triliun.
Kredit CFS Ritel juga mencatat kenaikan sebesar 9,6% didukung oleh pertumbuhan KPR yang berkelanjutan sebesar 1,4% dan Kartu Kredit serta KTA yang tumbuh 20,5%. Sebagaimana kredit otomotif merupakan bagian dari 'super growth', kredit otomotif Anak Perusahaan tumbuh 14,6% menjadi Rp 23,54 triliun dari Rp 20,54 triliun (pembiayaan roda dua naik 13,7% dan pembiayaan roda empat naik 14,9%).
"Penerapan strategi 'super growth' telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kami akan memperkuat upaya pengembangan bisnis sejalan dengan strategi M25+ untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Strategi meliputi inisiatif-inisiatif yang mengedepankan, pendekatan customer centric dalam menyediakan solusi bagi nasabah, mendorong digitalisasi pada segmen SME, peningkatan produktivitas dan memperkuat sinergi 'One-Maybank go to Market' antar entitas Maybank di Indonesia untuk memperluas keragaman solusi yang ditawarkan. Peluncuran solusi wealth management berbasis syariah yang diluncurkan belum lama ini, juga mendapatkan respon positif. Kami akan melanjutkan upaya penetrasi dengan strategi yang secara lebih terfokus," terang Steffano Ridwan.
Berdasarkan laporan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ( AISI ) dan Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) pada Maret 2024, menunjukkan bahwa penjualan otomotif roda dua dan roda empat di industri justru mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,9% dan 23,9%.
Ada pun peningkatan kredit yang disalurkan Maybank Indonesia tersebut telah mendorong total aset konsolidasian Bank untuk tumbuh 10,0% menjadi Rp 177,65 triliun dari Rp 161,54 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 117,22 triliun pada Maret 2024, naik 13,1% dari Rp 103,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu. CASA meningkat 8,3% didukung oleh Giro yang tumbuh 5,9% dan Tabungan tumbuh 11,9%. Deposito Berjangka (TD) juga naik 18,4% mengikuti tren kuartal sebelumnya. Rasio CASA Bank tetap sehat sebesar 49,7% pada Maret 2024.
Kualitas aset terjaga dengan baik. Rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 2,7% (gross) dan 1,7% (net) pada Maret 2024 dari 3,4% (gross) dan 2,3% (net) pada Maret 2023. Adapun, Rasio NPL pada Maret 2024 juga membaik dari 2,9% (gross) and 1,9% (net) pada Desember 2023.
Pada Maret 2024, Saldo NPL Maybank Indonesia tercatat turun 10,1% secara yoy dan turun 3,3% pada Desember 2023 (YTD). Loan at Risk/LAR juga membaik menjadi 8,3% pada Maret 2024 dari 12,1% pada Maret 2023. LAR juga membaik dari 8,9% pada Desember 2023.
Pada kuartal pertama 2024, Maybank Indonesia membukukan pendapatan bunga lebih tinggi sebesar 10,7%. Namun oleh karena biaya dana yang meningkat, maka Net Interest Income (NII) turun 3,0%. Net Interest Margin (NIM) terkontraksi 61bps secara yoy.
Sedangkan pendapatan non-bunga (Fee-based income) Maybank Indonesia tercatat lebih rendah menjadi Rp 370 miliar pada kuartal pertama tahun 2024 dari Rp 574 miliar periode yang sama tahun lalu sehubungan melemahnya mata uang Rupiah yang dipengaruhi oleh perubahan tren dan proyeksi pergerakan suku bunga global serta pengaruh geopolitik. Selain itu, Bank membukukan asset recovery yang lebih rendah.
Pada kuartal pertama 2024, Maybank Indonesia juga terus melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas TI, termasuk penerapan beberapa bidang strategis sejalan dengan inisiatif M25+ guna mendorong digitalisasi dan modernisasi perangkat berbasis teknologi. Dengan demikian, biaya overhead naik 4,2% yoy.
Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan ( PPOP ) juga tercatat menjadi sebesar Rp 609 miliar. Maybank Indonesia pun mengambil langkah proaktif dengan menyisihkan pencadangan sebesar Rp 873 miliar untuk akun korporasi tertentu yang berpotensi mengalami penurunan kualitas aset. Nilai pencadangan tersebut dibentuk oleh Maybank Indonesia dan tidak sistemik. Dengan demikian, Maybank Indonesoa mencatat kerugian secara konsolidasian sebelum pajak untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2024 sebesar Rp 265 miliar. Sementara Rasio Loan loss coverage terhadap non performing loans membaik dari 95,1% pada Maret 2023 menjadi 133,2% pada Maret 2024.
Pada Maret 2024, rasio Loan to Deposit (LDR) berada pada level 88,7% dan Liquidity Coverage Ratio/LCR (Bank only) tetap sehat sebesar 210,8%, jauh di atas ketentuan regulator yang sebesar 100%.Disisi lain, Rasio Kecukupan Modal (CAR) Maybank Indonesia tetap kuat sebesar 25,7% pada Maret 2024.
Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan aset sebesar 4,1% menjadi Rp 41,22 triliun dari Rp 39,61 triliun, didukung pembiayaan yang tumbuh signifikan sebesar 28,8% menjadi Rp 31,88 triliun dari Rp 24,74 triliun yang dikontribusikan dari pembiayaan korporasi dan SME. Pertumbuhan pembiayaan tersebut berkontribusi kepada total pembiayaan Bank (standalone) sebesar 29,3%.
Pendapatan setelah Distribusi Bagi Hasil Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank Indonesia tercatat sebesar Rp 320 miliar dibandingkan Rp 369 miliar pada periode yang sama tahun lalu sehubungan dengan biaya dana yang tinggi dan persaingan yang ketat.
Pendapatan operasional lainnya (pendapatan biaya/fee-based) UUS naik 35,5% menjadi Rp 49 miliar dari Rp 36 miliar didorong utamanya dari peluncuran solusi investasi syariah yang menyeluruh yaitu 'Maybank Shariah Wealth Management/MySWM' ke pasar pada kuartal ketiga tahun lalu. UUS Maybank Indonesia menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan solusi investasi dengan prinsip syariah, MySWM.
Simpanan nasabah UUS tumbuh 11,9% menjadi Rp 34,72 triliun dari Rp 31,03 triliun dengan CASA yang tumbuh 10,8%. Pertumbuhan CASA tersebut didukung oleh Tabungan yang tumbuh 26,3%, sedangkan Giro turun 4,9%.
Deposito Berjangka juga tumbuh 13,0% mengikuti tren kuartal sebelumnya. Rasio CASA tetap stabil sebesar 48,9% pada Maret 2024 dari 49,4% pada Maret 2023.
Perbankan Digital
Pada kuartal pertama 2024, platform perbankan digital ritel M2U, mencatat peningkatan transaksi sebesar 16,5% menjadi sekitar 5,6 juta dari 4,8 juta lebih transaksi pada tahun lalu. Nilai transaksi tumbuh 15,2% menjadi lebih dari Rp 30,80 triliun dibandingkan Rp 26,77 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Simpanan nasabah yang diperoleh melalui platform ini tumbuh 39,2% menjadi lebih dari Rp 8,90 triliun.
Fitur M2U QR Pay dan QR Cardless Withdrawal mencatatkan peningkatan transaksi sebesar 109%, dengan nilai mencapai lebih dari Rp 156 miliar.
Sementara itu, platform digital untuk nasabah korporasi, M2E, mencatatkan lebih dari 1,08 juta transaksi pada tahun lalu, dengan nilai transaksi sebesar Rp 200,91 triliun, naik 10,4% dari Rp 181,92 triliun. Saldo giro dari pengguna M2E juga tumbuh 8,6% menjadi Rp 27,49 triliun dari Rp 25,36 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dimana hal ini turut berkontribusi kepada saldo pendanaan secara keseluruhan.
Di periode yang sama, Maybank Indonesia memperkenalkan fitur Kartu Kredit secara digital melalui M2U, yang mendukung nasabah untuk melakukan pengajuan Kartu Kredit dan menukar poin loyalty TREATS melalui platform tersebut.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato' Khairussaleh Ramli mengatakan bahwa dalam jangka pendek, Maybank Indonesia mengambil langkah untuk memperkuat fundamental Bank.
"Untuk strategi jangka menengah, Maybank Indonesia akan terus fokus untuk memperkuat seluruh lini bisnis utamanya. Upaya ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis Maybank Indonesia melalui berbagai strategi yang telah dicanangkan dalam strategi M25+ dengan tujuan menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan ke depannya," terangnya.

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM